Home » » Keperawanan Yang Kukoyak | Cerita Dewasa

Keperawanan Yang Kukoyak | Cerita Dewasa


Keperawanan Yang Kukoyak | Cerita Dewasa - ni adalah pengalamanku beberapa tahun yang lalu. Kisah ini berawal dari kepindahan kerjaku di kota Tr. Singkatnya demikian, berawal di tahun 2003 aku pindah kerja karena operasional kegiatan tempat kerjaku harus pindah dari kota Sm ke kota Tr. Di kota Tr inilah keadaannya terasa asing dan sepi, maklum baru pertama kali saya menginjakkan kaki di kota ini. Sebagai sarana menghilangkan rasa sepi saya mencoba mencari teman dengan memanfaatkan HT untuk mencari teman.

AGENT JUDI TERPERCAYA - Dengan memanfaatkan pipa yang berada di belakang rumah, saya dirikan tiang antena. Setelah semuanya terpasang, kucoba menghidupkan HT-ku dan langsung saya mainkan dengan cara melakukan scanning. Tak lama saya menemukan channel yang kebetulan ramai sekali. Tak
kusangka meski di kota ini sudah berkembang sarana komunikasi lewat HP namun penggunaan HT ternyata juga masih ramai. Kucoba untuk bergabung.


"Cek in, cek in..", barulah ada sambutan..
"Oke, yang cek in silakan".
Akhirnya mulai hari itu saya aktif ikut
bergabung di channel tersebut sebagai
sarana menghilangkan rasa sepi
sekaligus untuk mencari teman. Pada
suatu hari aku berkenalan dengan
seseorang sebut saja namanya Uut,
berawal dari perkenalan di udara,
berlanjutlah dengan pertemuan di darat,
dengan membuat janji untuk bertemu di
suatu tempat.
Akhirnya kami sepakat untuk bertemu di
sebuah rumah makan. Berawal dari
pertemuan tersebut, hubungan kami
kian hari semakin akrab, tidak kenal pagi
siang bahkan malam kami intensif saling
berkomunikasi. Dan pada suatu hari
kami membuat janji untuk berjalan-jalan
di sebuah tempat wisata yang ada di
kota Tr.
Dengan mengendarai sepeda motor,
kami berangkat menuju pantai yang
berada di bagian timur kota ini. Jarak
pantai tersebut dengan tempat tinggalku
sekitar 5 km saja. Sesampai di lokasi
yang kami tuju, kucari tempat yang
teduh di bawah pohon pinus yang
tumbuh rindang di lokasi tersebut,
kustandar sepeda motor sekaligus
sebagai tempat duduk.
Tak lama Uut mendekat dan kuminta
duduk sekalian di jok sepeda motor yang
sudah saya parkir. Kupegang tangannya
dan kubimbing untuk ikut duduk, dia
menurut saja. Sambil bercerita berbagai
hal, kupandangi tubuhnya yang tinggi
semampai di tunjang wajahnya yang
cantik hingga dia terlihat tersipu malu.
Kucoba memegang bahunya dan dia
diam saja hingga aku semakin berani
merangkul tubuhnya yang sintal padat
berisi dari belakang, seakan dia sedang
membonceng naik sepeda motor.
Kedua tanganku kuletakkan di kedua
pahanya, dia seakan mengikuti dan
menikmati hangatnya dekapan dan
sentuhan lembut kedua tanganku. Kami
berdua hanya diam membisu. Dengan
gerakan pelan namun pasti, kedua
tanganku kugeser mendekati pangkal
pahanya kemudian naik ke buah
dadanya. Kulihat dia sangat menikmati
setiap gerakan tanganku.
"Boleh aku melihat punyamu sayang?"
bisikku. Dia hanya diam saja. Aku ambil
kesimpulan bahwa berarti dia tidak
keberatan. Langsung saja tanganku
kugerakkan dari bagian bawah kaos
yang ia kenakan dan dari bawah BH-nya
kuterobos dan kumasukkan kedua
tanganku dan langsung kubelai dengan
lembut kedua belah gunung kembarnya.
Ternyata dia hanya diam dan seakan
menikmatinya. Setelah beberapa
lamanya aku meremas-remas kedua
gunung kembarnya di balik BH yang
menutupinya, tanganku kembali aku tarik
dan aku letakkan di kedua belah pahanya
dengan diikuti tarikan nafas panjangnya.
Aku sendiri juga sangat menikmatinya.
Hati kami berdua seakan telah menjadi
satu. Tanpa ada sepatah kata pun yang
keluar dari mulut kami berdua, namun
tanganku tidak diam dengan diikuti
usapan-usapan lembut tangan Uut,
tanganku kemudian kuarahkan ke
pinggangnya dan kuputarkan di resliting
jelana jeans yang sedang ia kenakan lalu
kubuka dengan pelan dan penuh
perasaan kemudian tanganku
kumasukkan ke dalamnya. Dia hanya
terdiam sambil menengadahkan
kepalanya ke angkasa sembari
merebahkan tubuhnya ke dadaku.
Aku semakin berani hingga dengan
penuh perasaan aku arahkan jemari
tanganku ke lubang kenikmatannya yang
masih terbungkus dengan CD halusnya.
Aku sudah merasakan adanya
kelembaban dan kehangatan dari
dalamnya. Uut pun menarik nafasnya
dalam-dalam seakan menikmati setiap
gerakan tanganku.
Kemudian aku tarik tanganku pelan-pelan
namun langsung kuselipkan ke dalam
CD-nya yang halus hingga telapak
tanganku langsung mendekap dengan
penuh hangat sebongkah gundukan
halus nan lembut sembari kudekap erat
tubuhnya. Kubiarkan sekian lama aku
hanyut menikmati dan merasakan
menyatunya hati kami berdua.
Tak terasa matahari telah tenggelam.
Seperti terbangun dari tidur kami berdua
tersadar dan segera kulepaskan
tubuhnya sembari kututup kembali
resliting celana jeannya yang telah saya
buka tadi.
"Sayang.., kelihatannya sudah petang,
bagaimana kalau kita pulang?"
Ia langsung setuju. Kali ini dia saya minta
untuk membonceng pulang. Di
sepanjang perjalanan, saya lanjutkan
belaian saya dari belakang sampai
akhirnya kami sampai di pertigaan jalan,
kemudian saya ganti memboncengnya
karena rumahnya sudah dekat hingga
tidak enak kalau sampai dilihat orang
bahwa dia membonceng saya. Kuantar
dia pulang, dan saya pun juga langsung
pulang. Malam harinya kembali saya
melanjutkan komunikasi dengan HT
dengan menggunakan kode khusus,
tentunya dengan frekwensi yang khusus
juga.
Dari hari ke hari, hubungan saya dengan
Uut semakin akrab saja, apa lagi setelah
perjalanan kemarin. Aku pun membuat
janji kembali dengannya untuk berjalan
bersama lagi.
Aku ingat bahwa hari itu adalah hari
Sabtu, sudah aku tetapkan dengannya
bahwa kami akan berjalan-jalan lagi. Aku
jemput dia ke rumahnya, dia telah
menunggu dengan mengenakan celana
jeans lagi dan kaos berwarna merah hati,
tak lupa dia bawa juga dompet
tangannya. Tepat jam 16.00 aku
beranjak dari rumahnya.
"Akan kemana kita?" tanyaku.
"Terserah saja" jawabku.
Akhirnya aku arahkan motor ke
pelabuhan, kemudian berputar-putar di
kota dan akhirnya kuputuskan ke
lapangan golf. Di tempat ini terlihat sepi
dan enak. Aku parkir motorku di bawah
pohon johar dan kembali aku duduk di
jok sepeda motorku dan dia berdiri di
sampingku.
Kutarik bahunya dan kutempatkan
tubuhnya agar berdiri tepat di depanku,
kemudian kembali kedua tanganku dari
atas pundaknya kuturunkan hingga
berada tepat di depan buah dadanya,
kemudian kuselipkan dari balik kaosnya,
kumasukkan dan langsung kutangkap
buah dadanya yang sebelah kiri.
Dia hanya diam saja. Setelah sekian
lama, kulihat dia sudah kelelahan berdiri
hingga kemudian kuminta di ikut naik
duduk di jok motor yang telah kuparkir.
Setelah pada posisi seperti seakan
sedang memboncengku, kembali aku
melakukan gerilya. Kubuka resliting
celana jeansnya dan langsung
kumasukkan tanganku ke balik CD-nya.
Dia tampak sangat menikmatinya.
Setelah beberapa lama dia bertanya
padaku..
"Mas, boleh aku melihat punyamu?"
Aku pandang matanya dan
menganggukkan kepala pertanda setuju.
Kemudian kubuka resliting celanaku
hingga terlihat penisku menonjol dengan
tegak karena terus terang semenjak aku
memegang miliknya punyaku juga
sudah tegang berdiri menantang.
Kukatakan padanya..
"Dik kamu percaya apa tidak, kalau
punyaku ada tanda khusus, jadi kalau
kamu mencarinya pasti akan mudah
apalagi kalau sudah mengenali ciri khas
punyaku".
"Apa cirinya Mas?" tanyanya terbengong.
Kuminta dia turun dan berdiri di samping
motor, kemudian aku keluarkan dan
kutunjukkan tanda khusus yang terdapat
di senjataku. Betapa terkejutnya setelah
dia melihat senjataku yang langsung
keluar seperti spring, memantul dengan
ukuran yang jika teman-temanku bilang
GESAR (gede dan besar) lalu kutunjukkan
padanya tahi lalat berdiameter 0,5 cm
yang terdapat di pangkal senjataku.
Setelah puas melihatnya kemudian adik
kecilku kumasukkan kembali. Tak terasa
hari sudah petang. Kemudian kami
berdua pulang. Aku antar dia dan saya
pun juga langsung pulang.
Keesokan harinya, sekitar jam 08.00
tiba-tiba dia datang ke tempat kostku.
Kupersilakan dia masuk. Perlu saya
informasikan bahwa di rumah yang saya
sewa tersebut aku tinggal sendiri, rumah
tersebut terdiri dari 3 kamar yang cukup
besar. Dan rumah tempatku tinggal ini
jaraknya dengan tetangga agak jauh
sedikit sehingga terlihat agak sunyi,
hanya TV dan komputer hiburanku di
rumah.
Setelah masuk, Uut langsung berkeliling
melihat- lihat seluruh isi rumahku dan
kemudian duduk di depan TV. Aku lihat
wajahnya tampak seperti orang yang
sedang gusar.
"Kamu kok kelihatan tidak tenang,
Sayang?" tanyaku. (Padahal dalam hati
aku sudah dapat merasakan bahwa dia
sedang berjuang menahan gejolak
nafsunya yang telah memuncak setelah
beberapa kali mendapat rangsanganku,
tetapi aku pura-pura tidak tahu saja)
Dia hanya terdiam. Aku langsung
tanggap kemudian kuputuskan untuk
duduk di sampingnya. Kuangkat
tangannya kemudian kuremas-remas
dan dia hanya diam saja. Tangannya
terasa halus dan hangat. Kemudian
kurebahkan diriku dan kuletakkan
kepalaku tepat di pahanya, baru
kemudian tampak wajah cerah terpancar
di pipi dan matanya.
Kuletakkan tangannya di dadaku
kemudian tanganku kumasukkan ke
dalam kaos yang ia kenakan dan
langsung kuselipkan dibalik BH-nya
hingga dapat kutangkap buah dadanya
yang padat berisi kemudian kuremas-
remas sambil kuputar tubuhku sehingga
berposisi miring dan mukaku tepat
berada di depan pangkal pahanya.
Kugigit kecil pangkal pahanya, sehingga
dia menggelinjang.
"Eh sakit Mas", katanya.
Lalu aku hentikan seluruh aktifitasku,
kemudian aku duduk di sampingnya.
Aku tahu bahwa dia sudah mulai
terangsang dengan aksiku tadi,
kemudian aku ajak dia duduk di jok kursi
tamu lalu kuminta dia duduk di
sampingku. Terus terang adik kecilku
juga sudah tegak berdiri menantang,
namun tidak terlihat karena saya
mengenakan celana dalam. Kutarik
tangannya dan kubimbing untuk
menangkap adik kecilku. Dia menurut
saja.
Darahku seakan mendidih hingga ke otak
rasanya, berdenyut dengan kuat, apa lagi
setiap kali dia remas, aku baru
merasakan hal demikian. Kulihat dia
sangat menyukainya. Lalu kutarik
tubuhnya dan kusingkapkan kaos dan
BH-nya kemudian aku remas kedua
buah dadannya. Kulihat dia juga sudah
sangat terangsang karena aku kira dia
juga sudah tidak dapat membendung
lagi gejolak nafsunya setelah beberapa
hari menerima belaian rangsanganku.
Aku lihat di melepaskan celana jeansnya.
"Kamu mau apa sayang?" tanyaku.
"Biar lebih enak", jawabnya.
Kemudian dibimbingnya tanganku untuk
memegang miliknya yang kurasakan
hangat dan lembab. Ternyata
perkiraanku benar bahwa dia sudah
sangat terangsang. Dengan lembut aku
belai miliknya hingga dia hanya bisa
mendesis keenakan dan menggelinjang
ke kanan dan ke kiri. Kemudian dia
lepaskan seluruh pegangannya. Dia
mendesis dengan liar, kulihat tangan
kanannya memegang CD warna
putihnya yang sesaat kemudian telah
terlepas dari tempatnya.
Kemudian dia berdiri dan naik ke jok
kursi tepat di pangkuanku lalu
berjongkok dan sesaat kemudian dia
memintaku untuk memasukkan adik
kecilku di liang kenikmatannya. Aku tidak
percaya, sedemikian nekat dan beraninya
dia memaksaku.
"Ayo Mas cepat", pintanya.
"Dik sebentar, aku ke belakang dulu",
jawabku.
Aku beranjak menuju kamar mandi
untuk buang air. Ternyata dia
mengikutiku dari belakang untuk ikut
buang air. Tak kusangka setelah
membasuh miliknya, dia langsung saja
memintaku untuk memasukkannya
dengan berdiri di kamar mandi. Aku
sangat kasihan melihatnya karena
ternyata dia sudah tidak mampu lagi
menahan birahinya hingga kuputuskan
untuk mengikutinya. Dan sesaat
kemudian, dengan susah payah untuk
memasukkan senjataku ke liangnya,
akhirnya dengan basah kuyupnya
tubuhku dan tubuhnya karena keringat,
perjuangannya kami berhasil untuk
memasukkan senjataku ke liangnya.
Nafasnya terengah-engah, kulihat dia
sudah mencapai puncaknya. Setelah
terdiam sesaat, kugerakkan tubuhku
hingga dia meringis dan mendesis.
Seperti ada yang mendorong tubuhku,
kusingkap kaus dan kutanggalkan BH-
nya hingga sesaat kemudian kukulum
puting susunya. Dia menggelinjang dan
sesaat kemudian tubuhnya bergetar
hebat lalu melemas.
Melihat situasi seperti ini, kuputuskan
kutarik milikku hingga dia terlihat
bengong, kemudian kuarahkan
tangannya untuk melakukan kocokan
terhadap milikku. Dengan bersemangat
dia melakukannya. Berselang beberapa
lama kemudian ada getaran hebat di
dalam tubuhku yang terpusat di milikku
dan crot.., crot.., crot.., cairan kental
berwarna putih dengan kuatnya
langsung menyemprot di mukanya.
Kemudian kami berdua langsung mandi
bersama dan membuat sarapan
bersama dengan membakar roti.
Semenjak kejadian tadi, kami berdua
merasa tegang. Aku sendiri juga merasa
berdosa karena dengan terlihat gamang
dia menunjukkan kepadaku bahwa ada
bercak darah di CD-nya dan dia katakan
bahwa keperawanannya telah koyak
olehku. Sejak hari itu, aku merasa
berdosa. Tetapi perasaan itu akhirnya
sirna dengan kehadirannya setiap saat di
sisiku.

0 komentar:

Post a Comment

SAHABAT RESMI KAMI

Like Our Officeal Fanpage