Aku persingkat saja, akhirnya tak lama lagi aku sampai di rumahku, sekitar 100-150 meteran lagi, namun kumelihat ada seorang gadis duduk dengan membawa tas besar di depan teras rumahku, sepertinya pendatang baru. Aku pun menghampirinya dan bertanya ” km siapa?, dari mana & mau kemana?”, aku Rara aku kesasar, aku bingung ga tau harus kemana, ujar Rara. Lalu kujawab dan mengajaknya masuk kerumahku, ayo masuk kedalam ceritanya di dalam saja biar besok aku antar kamu ketempat tujuan kamu, tapi kamu bawa alamatnya kan?. Iya kakak, Rara bawa alamatnya, nih kak catatannya, ujar Rara memanggilku dengan sebutan kakak. Lalu aku ambil dan kubaca.
Aku : Ehm, lumayan jauh sih kalau dari sini, ya sudah sekarang kamu istirahat dikamar aku saja, biar aku tidur di sofa.
Rara : iya kak, terima kasih banyak udah ngerepotin kakak.
Aku : sudahlah sekarang kamu istirahat waktu sudah malam, besok kita cari keluargamu.
Rara : Iya kak makasih banyak ya kak, oh iya kak kalau boleh tau nama kakak siapa?
Aku : panggil saja aku Edo.
Rara : iya kak Edo makasih ya selamat malam & mimpi indah.
Aku : oke malem juga, jawabku.
Akhirnya kami beristirahat, dan keesokan paginya Rara sudah bangun pagi-pagi sekali, ia membuatkanku kopi dan sarapan pagi untukku, lalu Rara berkata kak Edo sarapan dulu ya, semuanya udah Rara siapin, maaf kalau Rara sudah lancang. Aku merasa malu semuanya sudah disediakan olehnya, akhirnya tanpa banyak basa basi aku menyantap hidangan sarapan itu, dan mengajaknya sarapan juga. Lalu akupun bergegas mengantarkannya untuk bertemu keluarganya. Selama perjalanan aku dan Rara memulai pendekatan sambil bercanda. Tak terasa kami sudah sampai di alamat yang dituju oleh Rara, aku pun disuruhnya masuk dan beristirahat sejenak, lalu terdengar suara Rara sedang asyik menceritakan semua yang sudah terjadi hingga hari ini. Lalu orang tuanya Rara berkata, anakku Rara baru pulang dari luar kota, Rara dari kecil sudah hidup bersama kakek neneknya. Akhirnya kami bisa bertemu lagi, ujar ibunya Rara. Sudah lama kami merindukan Rara, setiap hari kami selalu berdoa agar Rara cepat dewasa dan kembali disini, Terima kasih nak Edo, kami pun menganggap nak Edo sebagian dari keluarga kami, aku pun tersenyum malu dan tak lama setelah aku berbincang-bincang dengan orang tuanya Rara kemudian aku berpamitan pulang, karena aku harus berangkat kerja.
Lalu aku pergi menuju kantorku. Sewaktu aku dijalan, aku meraba kantongku, dan oh tidak Dompet ku hilang, aku coba sabar dan berpikir, apa dompetku ada di rumahku atau di rumah Rara atau jatuh di jalan. Aku pun kebingungan, karena semua credit card perusahaan ada di dompetku. akhirnya aku minta izin pulang ke atasanku untuk bekerja setengah hari dengan alasan ada acara keluarga. Lalu bos mengizinkanku, tanpa banyak berfikir lagi aku lari keluar dari kantor menuju rumahku, setelah aku sampai rumah dan aku mulai mencari dompetku, namun aku tak menemukannya, hingga aku bingung dan pasrah, ketakutan akan dipecat pun mulai timbul, aku mencari dompetku dari depan rumah sampai belakang halaman rumahku hingga aku kelelahan dan akhirnya aku beristirahat sejenak sambil berfikir jalur yang aku lalui hari ini, lalu aku tertidur di sofa karena aku kelelahan berfikir, tak lama kemudian Rara datang dan mengagetkanku hingga aku terkejut lalu terbangun, lalu Rara menanyakan dompetku kemudian Rara memberikan dompetku, akhirnya aku lega & tenang soalnya dompetku sudah ketemu, kemudian Rara pun menceritakan semua kejadiannya saat aku duduk di kursi sofa rumahnya ternyata dompetku terjatuh tanpa ku sadari lalu Rara mengambilnya dan mengantarkan dompetku sesuai dengan alamat yang ada di KTP ku. Setelah itu aku merapikan semua barang-barang yang aku acak-acak untuk mencari dompetku tadi. Rara pun membantuku membereskan rumah, sambil membereskan rumah aku dan Rara bercanda & tertawa gembira, hingga tak terasa waktu sudah hampir malam, akhirnya aku bergegas mandi dan Rara pun masak untuk dinner / makan malam, Setelah kami selesai semua dan kami sudah mandi, kami pun makan malam bersama, aku merasa Rara sangat romantis malam itu dan Gairahku mulai naik, setelah makan usai, kami pun menonton televisi bersama, namun disaat kami menonton televisi, aku kaget, Rara yang duduk disebelahku langsung memelukku dan mengatakan “kak Edo, Rara sayang sama kak Edo”. Aku pun menjawab dengan spontan, kakak juga sayang sama Rara, awalnya aku malu menjawabnya namun aku tak mau membohogi apa yang aku rasakan pada saat itu, akhirnya kami berciuman mesra, rasanya gairah malam itu hadir kembali dan lebih besar, tak seperti gairah malam yang pernah kurasakan dulu dan tanganku mulai bergerak menuju payudaranya Rara yang sangat mulus & lumayan besar. Lalu kuremas-remas payudaranya penuh gairah, dan sambil berciuman kamipun melangkah kekamar, karena libidoku semakin meninggi lalu tanganku berusaha melepaskan semua pakaian Rara, begitu juga Rara yang mulai merangsang sambil berusaha melepaskan pakaianku, aku merasakan gairah malam yang sangat besar yang tak bisa aku bendung lagi, lalu ku melihat belahan dadanya diantara bra yang dipakainya, sungguh mulus, kencang, ukuranya sedang tapi menggairahkan, kulitnya pun putih. Tanpa ku sadari tangan Rara pun ikut bermain meremas-remas penisku, setelah itu aku berbalik badan untuk mengambil posisi 69, kami pun saling menjilati penuh gairah.
Ketidaksabaranku membuat birahiku semakin tinggi, lalu ku arahkan penisku ke mulut vagina Rara & kumasukan perlahan-lahan, hhhhmmmm aaaaacccchhhhhh !!! aaaacchhhhh !!! Rara pun mendesah penuh gairah dalam kenikmatan, aku pun merasakan setiap gesekannya seakan-akan vaginanya Rara sangat sempit, hingga tanganku tak berhenti meremas-remas payudaranya yang montok itu. Goyangan demi goyangan aku nikmati & desahan demi desahan yang Rara berikan di telingaku, membuatku sangat merangsang, hingga akhirnya Rara sampai pada klimaksnya dan mencengkram pinggul ku dengan erat, namun tidak aku hiraukan cengkraman itu, karena aku pun mulai mencapai klimaks, lalu aku tarik keluar penisku saat aku mau mencapai klimaks, dan Rara pun langsung menarik penisku sambil dikocok dan dijilatinya hingga spermaku keluar membasahi muka dan mulutnya Rara. Lalu aku berkata pada Rara ” Gairah malam ini sangat dahsyat, aku belum pernah merasakan bercinta yang sehebat ini, hingga membuat aku semakin sayang sama kamu. Sambil ku mencium keningnya.
Setelah itu pun aku dan dan Rara langsung mengenakan pakaian lalu beristirahat sebentar dan tak lama kemudian, Rara memintaku untuk mengantarnya pulang ke rumah ibunya, akhirnya aku pun mengantarnya pulang, di perjalanan pulang Rara pun memeluk tangan kiriku sangat erat dan Rara tidak melepas pelukkan itu sampai kami di rumahnya Rara. Mulai dari itu kami lebih dekat dan lebih sering melakukan hubungan intim.
0 komentar:
Post a Comment